Jumat, 30 Mei 2014

Karakter Anak Sulung, Tengah, Bungsu dan Tunggal Dalam Ranah Pendidikan


 

A. Anak Tunggal
Ciri khas anak tunggal suka menggantungkan cita-cita yang tinggi dan sangat idealistik. Anak Tunggal memiliki kadar idealistik yang super tinggi (tertinggi diantara anak yang lain dalam hal jodoh, dan pekerjaan). Anak tunggal juga sangat suka bepergian, berekreasi ataupun berpetualang. Anak Tunggal memiliki kesamaan dengan anak pertama yakni tidak suka berbuat ulah (cinta akan perdamaian). Kecenderungan si Anak Tunggal lebih suka kepada lawan jenis yang berwajah dan bersikap dewasa.
Anak tunggal menurut penelitian Psikolog kurang cocok dengan anak tengah, akan banyak konflik terjadi karena banyak perbedaan. Menurut pengamatan dan penelitian saya, anak tunggal kurang suka dengan tipe yang pecicilan (biasanya bungsu) dia lebih suka yang bersikap dewasa dan serius seperti anak Pertama (umumnya).
B. Anak Sulung
Sifat dasar anak pertama adalah bijaksana, bersikap lebih dewasa dan memiliki paling banyak ilmu namun kadang jarang dikeluarkan/diucapkan. Anak Sulung berpikir lebih kritis (umumnya memiliki daya analisa yang paling kuat). Anak pertama banyak ilmunya di dalam dirinya namun tidak banyak dikeluarkan oleh ucapan kecuali oleh teman terdekatnya saja. Sifat baik anak Sulung yang lain adalah jarang memukul atau tidak usil karena sifatnya agak serius. Sifat buruk anak Sulung adalah paling perhitungan, paling pelit, dan sangat pemilih dalam urusan jodoh dari pada anak-anak yang lain (pada umumnya), dan biasanya sangat mengharapkan sekali pasangan yang ganteng atau yang cantik, ataupun mapan dan berduit.

Pendidikan Karakter Anak Dimulai dari Lingkungan Keluarga


LENSAINDONESIA.COM: Para pakar telah mengemukakan berbagai teori tentang pendidikan moral. Menurut Hersh et al (1980), diantara berbagai teori yang berkembang, ada enam teori yang banyak digunakan, yakni pendekatan pengembangan rasional, pendekatan pertimbangan, pendekatan klarifikasi nilai, pendekatan pengembangan moral kognitif dan pendekatan perilaku sosial.
Demikian disampaikan Wiwin Widyawati Rahayu, Dosen FIB UGM. Menurutnya, hal itu berbeda dengan klasifikasi tersebut, Elias (1989) mengklasifikasikan berbagai teori yang berkembang menjadi tiga, yakni pendekatan kognitif, pendekatan afektif dan pendekatan perilaku. Klasifikasi didasarkan pada tiga unsur moralitas, yang biasa menjadi tumpuan kajian psikologi, yakni perilaku, kognisi dan afeksi.
Baca juga: Majukan pendidikan bangsa, Indonesia perlu pemimpin kuat dan Gerindra mengutuk keras kasus pelecehan terhadap siswa JIS
Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditegaskan, bahwa pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
Dasar pendidikan karakter ini, sebaiknya diterapkan sejak usia kanak-kanak atau yang biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia emas (golden age), karena usia ini terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya.

Peranan Keluarga dan Sekolah didalam Membentuk Karakter Siswa


Didalam pembentukan karakter siswa menurut Lickona, bahwa karater berkaitan dengan sikap moral, perilaku moral, dan konsep moral. Ketiga komponen tersebut dapat dikatakan karakter yang baik yang dengan didukung oleh melakukan perbuatan kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan tentunya pengetahuan tentang kebaikan. Dibawah ini merupakan beberapa pendapat yang berkaitan dengan ketiga kerangka tersebut.
Karakter Pendidikan Menurut Kamus Psikologi, karakter adalah kepribadian yang dilihat dari titik tolak etis atau pun moral, misalnya yang berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap, dan kejujuran seseorang.

Karakter Pendidikan Menurut Kertajaya, Karakter adalah ciri khas yang dipunyai oleh suatu individu atau benda. Ciri khas tersebut merupakan asli dan mengakar pada kepribadian individu atau benda tersebut, serta merupakan “mesin” pendorong untuk seorang bagaimana merespon sesuatu, berucap, bersikap, dan bertindak.
Karakter Pendidikan Menurut Suyanto, pada tahun 2009 mendefinisikan karakter sebagai cara berperilaku dan berpikir yang menjadikan ciri khas se tiap individu untuk hidup bekerja sama, baik didalam luang lingkup masyarakat, bangsa, negara maupun keluarga.
Pendidikan Karakter Menurut Lickona, menyatakan secara sederhana, pendidikan karakter bisa dijelaskan sebagai segala usaha yang bisa dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswanya. Tapi dalam artian untuk mengetahui mana yang tepat, yang dapat dikemukakan disini tentang definisi karakter pendidikan yang disampaikan oleh Thomas Lickona. Lickona mengatakan juga bahwa pengertian karakter pendidikan ialah suatu upaya yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga seseorang tersebut dapat melakukan nilai-nilai etika yang inti, memperhatikan, dan memahaminya.

Rabu, 28 Mei 2014

pentingnya pendidikan karakter bagi anak berkebutuhan khusus (ABK)

Oleh : Yuswan
Pentingya pendidikan karakter bagi Anak Berkebutuhan Khusus sebagai  bagian dari bangsa Indonesia dewasa ini tidak lain  sebagai bahan :
  1. Penguatan Diri
  2. Pengembangan Wawasan
  3. Peningkatan Kecakapan Hidup
  4. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia,
Pendidikan ABK dilaksanakan secara demokratis, dengan mengedepankan keterlibatan ABK dalam  merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil kegiatan pendidikan ABK yg mandiri. Pendidikan ABK dilaksanakan tidak diskriminatif, artinya semua ABK dari berbagai latar belakang sosial ekonomi, suku bangsa, etnik, golongan dan berbagai kategori sosial lainnya dapat menjadi peserta didik secara aktif dalam pendidikan ketrampilan yg mandiri.
Sekelumit informasi untuk pemahaman bersama  silakan buka KLIK : Pentingnya Pendidikan Karakter
Sumber : Bahan Penyusunan Panduan Pengembangan bahan ajar Pendidikan Karakter.

 

Membentuk Karakter Anak Mulai Dari TK

Memberikan pendidikan sejak dini kepada anak – anak berusia balita adalah salah satu cara untuk membentuk karakter dan kepribadian anak untuk masa yang akan datang. Anak – anak yang memiliki kecerdasan yang baik biasanya akan memiliki karakter yang baik pula. Setiap orang tua pasti ingin anaknya kelak dapat berguna dan memiliki masa depan yang baik.

Masa depan yang baik akan bisa tercapai jika anak diberikan pembelajaran tata krama dan juga kemandirian yang tepat. Kebiasaan – kebiasaan yang baik akan membantu anak – anak untuk bisa hidup dengan baik dan sehat. Berbagai macam cara akan dilakukan oleh orang tua untuk bisa membimbing anaknya ke arah yang baik. Memasukkan anaknya ke sekolah atau lembaga pendidikan dini lain menjadi salah satu cara para orang tua untuk membentuk karakter anaknya. Instansi pendidikan semacam TK memang banyak menjadi tujuan para orang tua.