Membentuk Karakter Anak yang Berkualitas
“Karakter
seorang anak terbentuk terutama pada saat dia berusia 3 hingga 10
tahun. Adalah tugas kita sebagai orang tua untuk menentukan input
seperti apa yang masuk ke dalam pikirannya, sehingga bisa membentuk
karakter anak yang berkualitas”
- Sonny Vinn –
Pendidikan macam apa yang perlu kita tekankan sejak awal ?
1. Pendidikan keagamaan
Ini adalah hal yang utama perlu
ditekankan pada seorang anak ; seorang anak perlu tahu siapa Tuhannya,
cara beribadah, dan bagaimana memohon berkat dan mengucap syukur.
Tunjukkan buku, gambar, dan cerita-cerita yang bisa menginspirasi si
anak yang berhubungan dengan keagamaan tersebut. Jika memungkinkan,
ajak anak anda untuk ikut ke tempat ibadah bersama. Semakin dini kita
menanamkan hal ini pada seorang anak, akan semakin kuat ahlak dan
keyakinan akan Tuhan di dalam diri anak kita.
2. Kualitas input yang diterima
Seorang anak pada usia dibawah 10
tahun belum mempunyai fondasi yang kuat dalam prinsip hidup, cara
berpikir, dan tingkah laku. Artinya, semua hal yang dilihat, didengar,
dan dirasakan olehnya selama masa pertumbuhan tersebut akan diserap
semuanya oleh pikiran dan dijadikan sebagai dasar atau prinsip dalam
hidupnya. Adalah tugas orang tua untuk memilah dan menentukan,
input-input mana saja yang perlu dimasukkan,dan mana yang perlu
dihindarkan. Menonton televisi misalnya, tidaksemua acara itu bagus.
Demikian juga dengan membaca majalah, menontonfilm, mendengarkan radio,
dan sebagainya.
3. Anak adalah peniru yang baik
Ada istilah “Monkey see, Monkey Do” ;
artinya seekor monyet biasanya akan bertindak berdasarkan apa yang
telah dilihatnya. Demikian pula seorang anak. Anak perlu figur seorang
tokoh yang dikagumi, yang akan ditiru di dalam tindakan sehari-harinya.
Pilihan utamanya biasanya akan jatuh pada orang tua. Dan seorang anak
akan lebih percaya pada apa yang dilihat daripada apa yang dikatakan
orang tua. Jadi saatorang tua mengatakan satu nasehat, misalnya jangan
tidur malam-malam,tapi orang tuanya sendiri selalu bekerja sampai larut
malam, jelas ini bukan cara mendidik yang baik. Ajarkan sesuatu melalui
contoh, dengan tindakan kita sendiri, akan membuat anak meniru dan
mengembangkannya menjadi suatu kebiasaan dan karakter di dalam
pertumbuhannya.
4. No Pain No Gain
Apa yang akan anda lakukan sebagai
orang tua apabila anak anda merengek-rengek, bahkan menangis minta
dibelikan sebuah mainan ? Ada dua jenis jawaban yang biasanya saya
lihat. Jenis orang tua yang pertama biasanya akan langsung membelikan
mainan tersebut agar si anak bisa langsung diam dari tangisannya, dan
tidak merepotkan orang tuanya. Dalam jangka panjang, sikap seperti ini
akan membuat anak mempunyai karakter yang lemah, kurang tangguh, karena
sudah dibiasakan diberiapa yang diinginkannya. Jenis orang tua yang
kedua, biasanya akan menolak permintaan si anak dengan tegas, mungkin
sambil memarahi atau mencuekkan begitu saja. Dalam jangka panjang, si
anak akan mempunyaisifat yang acuh, kurang peduli dengan dirinya
sendiri, kalau ditanya apa cita-cita atau keinginannya biasanya akan
dijawab tidak tahu. Nah, anda sebagai orang tua bisa mencoba
menambahkan alternatif pilihan ketiga, yaitu gabungan dari keduanya.
Saya mengistilahkan gabungan ini dengan No Pain No Gain. Jadi saat
seorang anak meminta sesuatu misalnya, kita bisa memberikannya dengan
syarat tertentu. Contoh,seorang anak minta mainan pada kita sebagai
orang tuanya, maka kita bisa mensyaratkan ha-hal tertentu sebagai
`kerja keras’ yang harus dilakukan. Misalnya, si anak harus membantu si
ayah mencuci mobil selama sebulan, atau membantu ibu membuang sampah
setiap hari, baru kemudian si anak mendapatkan mainan tersebut. System
No Pain No Gain ini dalam jangka panjang akan membentuk karakter yang
kuat dan tangguh dari si anak, karena mereka sejak kecil sudah
dibiasakan harus bekerja dulu baru mendapatkan hasil.
5. Tiga perilaku dasar dalam berkomunikasi
Sejak
kecil, seorang anak perlu dididik tiga perilaku dasar dalam komunikasi
dan berhubungan dengan orang lain. Yang pertama adalah harus belajar
mengucapkan “terima kasih” kepada siapa saja yang sudahmemberikan
sesuatu kepadanya, yang kedua adalah harus belajar mengucapkan kata
“tolong” apabila ingin meminta bantuan kepada orang di sekitarnya, dan
yang ketiga adalah belajar mengucapkan kata “maaf” apabila memang
bersalah. Kelihatannya memang sederhana, tapi coba lihat, berapa banyak
orang yang merasa dirinya sudah dewasa yang terbiasa mengucapkan
kata-kata tersebut ? Kalau anak kita sudah terbiasa mengucapkannya
sejak kecil, perilakunya akan lebih menghargai orang lain. Karakter,
kepribadian, dan kualitas seorang anak sangat ditentukan oleh
pendidikan dan input yang diterimanya dari orang tua.Bila orang tua
kurang memberikan bimbingan ini secara maksimal, maka peran ini akan
diambil alih oleh lingkungan, yang mana bisa memberikan berbagai macam
input yang lebih banyak negatifnya daripada positifnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar