Rabu, 11 Juni 2014

Membangun Mutu Pendidkan dengan Mengoptimalkan Pendidikan Karakter


Oleh: Rudi Prasetyo, Publish on: 1 April 2014 00:00 wib
Membangun mutu pendidikan adalah hal yang sangat urgen dalam pengembangan kapasitas dan kapabilitas Sumber Daya Manusia (SDM). Agar nantinya pendidikan yang memiliki mutu yang bagus akan mempengaruhi nilai plus untuk bangsa Indonesia juga. Mengapa demikian? Karena Indonesia dapat dilihat maju dengan memperhatikan mutu pendidikan dan pelaku yang ada di dalamnya (pelajar). Itulah mengapa mutu pendidikan sangat perlu diperhatikan untuk menunjang kualitas lulusan yang nantinya dapat memberikan konstribusi untuk bangsa Indonesia.
Membahas tentang mutu pendidikan adalah banyak sekali aspek yang dapat mempengaruhinya, salah satunya adalah Ujian Negara (UN). Kata-kata UN sudah tidak asing lagi ditelinga kita, terlebih-lebih untuk para pelajar yang sudah menjadi tantangan tersendiri bagi mereka. Karena mereka harus menghadapi Ujian Negara (UN) sebagai salah satu penentu kelulusan mereka. Karena 60 % kelulusan ditentukan oleh nilai Ujian Negara dan 40 % dari nilai ujian sekolah itu sendiri. Namun, sebagian orang masih menganggap bahwa indeks prestasi suatu siswa dan sekolah adalah ditentukan oleh UN.
Memang hal ini tidak dapat dipungkiri, bahwa peran dari Ujian Negara (UN) tersebut adalah sebagai salah satu tolak ukur penentuan mutu atau prestasi pendidikan, sebagai umpan balik terhadap pelaksanaan sistem managemen pendidikan dari pemerintah yang ditempuh, sekaligus sebagai alat evaluasi dan koreksi untuk penyusunan program dan sistem managemen pendidikan baru yang lebih mengena atau relevan terhadap para siswa, dan yang terakhir adalah sebagai alat ukur dan salah satu penentu kelulusan siswa pada jenjang pendidikan tertentu, sekaligus sebagai alat seleksi masuk ke jenjang pendidikan selanjutnya. Sayang sekali, peran UN dari pemerintah yang bagus tersebut telah dinodai oleh banyak pihak yang memiliki kepentingan-kepentingan berbedapada kiprah dan pelaksanaannya di lapangan. Masih banyaknya siswa yang seharusnya mengerjakan soal-soal ujian tersebut dengan jujur tetapi malah melakukan berbagai kecurangan, lebih parahnya lagi,tidak jarang para pengawas ujian dan sekolahan juga membantu kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh siswa. Seperti memberikan kunci jawaban, mengijinkan dalam menggunakan HP, dan masih banyak lagi. Hal ini dilakukan untuk mengangkat nilai kelulusan para siswa yang ditentukan juga oleh Ujian Negara kelulusannya. Ini membuat praktik pelaksanaan UN menjadi tidak sesuai atau dapat dikatakan menjadi tidak memiliki validitas dan sulit dipertanggungjawabkan dalam tataran tertentu.
Menitik pada permasalahan tersebut, yang selalu terjadi dari tahun ketahun, meskipun pengamanan dan pengawasan sudah dilakukan, tidak menutup kemungkinan bahwa peran UN yang baik bisa menjadi degradasipada suatu mutu pendidikan. Mengapa demikian, karena jika kita ingin membangun pendidikan yang memiliki mutu dan SDM yang berkulitas, kita tidak boleh lengah terhadap pengoptimalan pendidikan karakter. Inilah yang kebanyakan dikesampingkan oleh para guru atau pun yang terkait dalam membelajarkan pendidikan karakter terhadap siswa sejak dini dengan optimal. Namun, yang terjadi sekarang adalah kemunduran karakter dengan bukti banyaknya perilaku yang menyimpang, seperti pembunuhan, perkelaian antar pelajar, pemerkosaan, korupsi, dll. Disinilah muncul pertanyaan besar, dimanakah peran pendidikan selama ini?bagaimanakah nasib generasi yang akan datang? dan yang paling penting adalah bagaimanakah mutu pendidikan di Indonesia saat ini?.
 Semua pertanyaan itu menjadi pemikiran yang sangat mendalam, tidak cukup dengan pemikiran saja. Perlu adanya sikap dari pemerintah dan menteri pendidikan dalam menyikapi permasalahan ini. Dalam membangun mutu pendidikan tanpa diimbangi dengan memaksimalisasikan pendidikan karakter akan terasa sulit untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang memiliki orientasi jelas,terarah dan memiliki good character.
Pendidikan karakter adalah untuk membentuk sikap dan perilaku para siswa yang diberikan oleh gurunya semenjak ia belajar. Pendidikan karakter ini membutuhkan waktu yang sangat intensif agar pribadi siswa mampu terbentuk. Seperti memberikan mata pelajaran tambahan yang berhubungan dengan pembentukan karakter siswa secara bertahap atau bertingkat. Misalnya untuk tingkat SD kita memberikan pelajaran agama (sholat, menunjukkan perilaku yang baik dan mana yang tidak baik, membaca do’a-do’a dan surat-surat pendek). Hal ini harus ditanamkan kepada siswa agar mereka memiliki kepribadian yang terbangun dalam dirinya dengan mengaplikasikannya kedalam praktik nyata (Good Action). Maka, dengan membiasakan menanamkan pendidikan karakter kepada siswa secara tidak langsung kita telah membangun mutu pendidikan yang didalamnya tidak cacat sikap, cacat mutu pendidikan, cacat perilaku ataupun karakter dari indivindu siswa.
Membangun pendidikan dengan mengoptimalisasikan pendidikan karakter kepada siswa adalah hal yang perlu direalisasikan dengan Real Actiondan intensif. Sehingga akhirnya nanti dapat terciptanya mutu pendidikan yang baik dan melahirkan Sumber Daya Manusia atau lulusan yang berkualitas serta mampu membawa nama baik bangsa Indonesia.
<a href='http://ads.bisnis.com/www/delivery/ck.php?n=affcc309&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img src='http://ads.bisnis.com/www/delivery/avw.php?zoneid=302&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=affcc309' border='0' alt='' /></a>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar