Jepang merupakan negara yang pendidikannya berkembang dengan
pesat. Jenjang pendidikandi Jepang meliputi Preschool dan TK, SD, SMP,
SMA dan SMK, serta Perguruan Tinggi. Matapelajaran di SD hanya ada
empat, yakni, Bahasa Jepang (membaca dan menulis), Matematika,Olahraga,
dan Budi Pekerti; berbeda dengan di Indonesia yang memuat banyak mata
pelajaran.Wajib belajar di Jepang meliputi SD dan SMP, dan ada sanksi
hukum bagi orang tua yang tidakmenyekolahkan anaknya pada masa wajib
belajar tersebut. Anak usia wajib belajar wajib sekolahdi
distrik/wilayahnya sendiri, tidak boleh sekolah ke wilayah lain.
Kualitas sekolah SD dan SMPrelatif sama. Lama pendidikan di SD 6 tahun
dan di SMP 3 tahun. Ketika masuk SMA, siswaboleh memilih SMA yang
dikehendaki. Lama belajar di SMA 3 tahun, sedangkan di SMK 5
tahun.Perguruan tinggi di Jepang terdiri atas Universitas/Institut (lama
belajar 4 tahun untuk S1, kecualikedokteran 6 tahun; S2: 2 tahun dan
S3: 3 tahun), Junior College (Akademi, terdiri atas DI, DII,DIII),
Technical College (Akademi Teknik, 5 tahun dari SMP).Dalam pengembangan
kurikulum sekolah, Jepang lebih menekankan pada sistem pendidikandi
sekolah, bukan pada perubahan mata pelajaran atau metode mengajar.
Kurikulum pertama kalidikeluarkan pada tahun 1947, bertepatan dengan
lahirnya UU Pendidikan di Jepang, selanjutnyaberkali-kali mengalami
pembaharuan, yaitu pada tahun 1951, 1956, 1961, 1971, 1980, 1992, 2002,
dan2011.
Pengembangan profesional guru dilakukan secara terus-menerus sebab Jepang menyadarikarena miskin sumber daya alam maka pengembangan sumber daya manusia (termasuk guru)perlu dilakukan terus-menerus.Pendidikan moral yang diterapkan di Jepang mampu menciptakan karakter bangsa Jepangyang terkenal sebagai bangsa yang ulet, pekerja keras, gigih, jujur, memiliki rasa toleransi dankesetiakawanan yang tinggi. Pendidikan ini diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikandan telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam mata pelajaran lainnya. Pendidikan moral itutercantum dalam UU dan diberikan pada setiap jenjang kelas sekolah. Berbeda dengan di Indonesia,pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah belum nampak jelas.Kata kunci: sistem pendidikan, Jepang, pendidikan karakter, perbandingan pendidikan.
Pengembangan profesional guru dilakukan secara terus-menerus sebab Jepang menyadarikarena miskin sumber daya alam maka pengembangan sumber daya manusia (termasuk guru)perlu dilakukan terus-menerus.Pendidikan moral yang diterapkan di Jepang mampu menciptakan karakter bangsa Jepangyang terkenal sebagai bangsa yang ulet, pekerja keras, gigih, jujur, memiliki rasa toleransi dankesetiakawanan yang tinggi. Pendidikan ini diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikandan telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam mata pelajaran lainnya. Pendidikan moral itutercantum dalam UU dan diberikan pada setiap jenjang kelas sekolah. Berbeda dengan di Indonesia,pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah belum nampak jelas.Kata kunci: sistem pendidikan, Jepang, pendidikan karakter, perbandingan pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar