Rabu, 11 Juni 2014

Pendidikan Karakter Solusi Kikis Permasalahan Bangsa?


REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Pendidikan karakter merupakan solusi untuk mengikis permasalahan bangsa sehingga perlu upaya membangun pendidikan tersebut secara serius, kata Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia Edy Suandi Hamid.

"Pendidikan karakter sejatinya adalah aspek penting untuk menginternalisasi karakter dan kebiasaan positif pada generasi muda yang nanti akan menjadi penerus estafet kepemimpinan bangsa," katanya di Yogyakarta, Rabu.

Namun, menurut dia, pendidikan karakter di Indonesia yang ditanamkan sejak bangku taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi dapat dikatakan kurang berhasil.

"Meskipun pendidikan agama, budi pekerti, dan kewarganegaraan telah diajarkan sejak dini, ternyata tidak mengubah kebiasaan buruk masyarakat," kata Edy yang juga Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.


Hal itu tercermin dari banyaknya karakter negatif yang dijumpai di tengah masyarakat, seperti ketidakdisiplinan, budaya jam karet, suka melanggar peraturan, korupsi yang meluas, serta penyalahgunaan wewenang dan pelanggaran hukum yang terkadang dianggap sebagai hal biasa.

"Pendidikan karakter di negeri ini baru sebatas diaplikasikan sebagai transfer ilmu tentang karakter, belum menyentuh pada aspek perilaku. Hal lain yang patut disayangkan, baik orang tua maupun pejabat negeri cenderung tidak dapat menunjukkan teladan perilaku," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, perlu upaya membangun pendidikan karakter secara serius sehingga karakter bangsa tidak semakin memburuk. Selama ini aspek pendidikan karakter kurang mendapat perhatian serius sehingga cenderung mengalami kegagalan di dunia pendidikan maupun masyarakat pada umumnya.

Padahal, pendidikan karakter justru berperan penting sebagai landasan moral dan integritas untuk menyiapkan pemimpin bangsa di masa depan. Masyarakat tentu merindukan sosok pemimpin yang mampu memberikan teladan.

"Namun yang terjadi justru masyarakat disuguhi tontonan pemimpin yang terlilit berbagai kasus seperti korupsi. Oleh karena itu, perlu langkah serius dalam memperbaiki pendidikan karakter bangsa," katanya.

Ia mengatakan di negara maju pendidikan karakter benar-benar mendapat perhatian serius. Pendidikan karakter di negara maju diinternalisasikan kepada anak sejak dini, misalnya pendidikan budi pekerti dan kedisiplinan yang dipraktikkan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari warga negaranya.

"Para pemimpin di negara maju juga turut memberi contoh dalam mengaplikasikan karakter tersebut," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar