Rabu, 11 Juni 2014

Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini

REP | 05 January 2014 | 01:11 Dibaca: 146   Komentar: 0   0
By : Andre Soewito Pada era globalisasi seperti sat ini setiap manusia dituntut untuk bisa berdikari dengan cara masing-masing. Mereka mempunyai cara sendiri untuk bergerilya menjalankan setiap visi dan misi nya agar bisa membidik kejayaan pada kehidupan di masa depan. Visi dan misi setiap pribadi pun akan juga jelas berbeda, hal ini disebabkan setiap karakter yang dimiliki setiap pribadi tidaklah sama. Nah, karakter inilah yang sekarang mulai banyak di sosialisasikan oleh pemerintah melalui lembaga pendidikan yang ada di seluruh penjuru bumi Indonesia terutama di kampus-kampus yang berbasis dunia pendidikan. Pernahkah anda mendengar Pendidikan Karakter pada usia dini? Nah inilah yang sekarang ini sedang menjadi trend dan menjadi pembahasan pokok para pemerhati pendidikan Indonesia. Melalui riset dari berbagai profesional yang berkompeten dibidangnya, akhirnya terciptalah sebuah metode baru yang disebut Pendidikan Karakter Usia Dini. Pada masa-masa usia 0 hingga 6 tahun, otak anak berkembang sangat pesat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai masa-masa emas anak (golden age).

Maka dari itu, anda sebagai orang tua hendaknya memanfaatkan masa emas anak untuk memberikan pendidikan karakter yang baik. Sehingga anak bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya di masa mendatang tanpa ada rasa ragu dalam mengambil keputusan. Terkadang sebagian orang tua tidak sadar bahwa dengan memukul anak akan memberikan pressure atau efek jera yang pada akhirnya menjadikan anak bersikap negatif, rendah diri atau minder, penakut dan tidak berani mengambil resiko, yang pada akhirnya karakter-karakter tersebut akan dibawanya sampai ia dewasa. Hal ini menyebabkan anak mudah minder dan takut dalam setiap mengambil keputusan yang jelas-jelas merupakan suatu peluang untuk mereka. Banyak orangtua beranggapan bahwa semakin anak jenius semakin ia akan sukses. Semakin sering anak mendapatkan rangking di kelas semakin anak tersebut akan berhasil. Persepsi ini menurut saya kurang tepat dan saya kurang setuju karena sebenarnya karakter anak tidak sepenuhnya bawaan sejak lahir. Karakter setiap anak bisa dibentuk sesuai apa yang orangtua kehendaki, dan tentunya treatment orangtua terhadap anak akan merefleksikan dan mempengaruhi perkembangan setiap anak. Pada usia dini inilah, karakter anak akan terbentuk dari hasil belajar dan menyerap dari perilaku kita sebagai orang tua dan dari lingkungan sekitarnya. Pada usia ini perkembang mental berlangsung sangat cepat. Pada usia itu pula anak menjadi sangat sensitif dan peka mempelajari dan berlatih sesuatu yang dilihatnya, dirasakannya dan didengarkannya dari lingkungannya. Oleh karena itu, lingkungan yang positif akan membentuk karakter yang positif dan sukses. Ada 3 nilai yang banyak dikondisikan sebagai hal yang mempengaruhi karakter pada anak : Yang pertama TUMBUHKAN PEMAHAMAN POSITIF PADA DIRI ANAK SEJAK USIA DINI, salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya. Selanjutnya BIASAKAN ANAK BERSOSIALISASI DAN BERINTERAKSI DENGAN LINGKUNGAN SEKITAR. Pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang terakhir BIASAKAN MEMBANGUN HUBUNGAN SPIRITUAL ANAK DENGAN TUHAN YANG MAHA ESA. Hubungan spiritual dengan Tuhan terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial. Demikian yang bisa saya informasikan untuk teman-teman pembaca artikel saya. Artikel ini saya rangkum dari hasil sedikit penalaran dan sumber yang saya baca dari sebuah artikel. Apabila ada kekurangan dalam penulisan atau informasi mohon sekiranya bisa dikoreksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar